Teruntuk kau,
yang pernah menemani dirintikan hujan malam itu
ya, hanya hujan, kita, kau, dan aku
ku tautkan hati pada rasa yang tak menentu
barangkali ada banyak kebebasan yg bisa kumiliki
tapi pada malam itu, ku biarkan salah satu kebebasan itu terpenjarakan
Ketika kucoba membuka mata di fajar pagi
sungguh, masih terpenjarakan
ada apa dibalik kesunyian ?
merayu ketegaran untuk jatuh hati pada malam itu
kutuliskan dalam secarik kertas putih
tapi tak mampu kutitipkan pada angin
dikolong langit, aku memilih bungkam
diam sembari menahan rindu
ini tak layak ku ucapkan
hati kita berbeda, dan takkan sama
kutitipkan rindu ini pada sebuah gitar bolong
entah akan menjadi harmoni yang indah
ataukah menjadi nada sumbang
alunan nada yang (kuharap) bisa kau dengarkan :)
Amelia Reymonda
(masih belajar) mengukir sejarah melalui tulisan ^_^
Kamis, 11 Desember 2014
Selasa, 02 Desember 2014
Sajak Sumbang
ada sajak yang tak tersampaikan angin kepada daun gugur hingga menjadikannya tiada
ia masih saja bisu menjadi saksi huruf-huruf yang ku lemparkan pada pelangi di sore itu
jangan kau pungut, biarkan saja ia jatuh ke tanah, karena ia bisa menerkammu
jangan kau sentuh, jangan letakkan dalam hatimu, ia bisa menjadi duri yang menyakitimu
tapi cukup kau ingat aku pernah melemparnya ke pelangi untuk menjaga mu dikala senja :)
ia masih saja bisu menjadi saksi huruf-huruf yang ku lemparkan pada pelangi di sore itu
jangan kau pungut, biarkan saja ia jatuh ke tanah, karena ia bisa menerkammu
jangan kau sentuh, jangan letakkan dalam hatimu, ia bisa menjadi duri yang menyakitimu
tapi cukup kau ingat aku pernah melemparnya ke pelangi untuk menjaga mu dikala senja :)
MENCARI SOSOK NEGARAWAN
Maraknya
KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang terjadi di negara ini, menuntut adanya
reformasi birokrasi dan administrasi yang terjadi pada tubuh pemerintahan.
Tetapi perubahan tersebut tidak ada artinya jika aparatur negara sebagai
pengurus negara, pelayanan masyarakat, dan pondasi dalam menyelenggarakan
pemerintahan ketika budaya dan moral dari masing-masing individu masih
konservatif. Dengan melihat realita yang terjadi saat ini, diperlukanlah
negarawan menjadi pengurus negara.
Dalam
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, tidak semua birokrat dan
aparatur negara adalah negarawan, kebanyakan adalah politisi menduduki jabatan
penting dalam pemerintahan. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya tindakan
para birokrat yang diamanahkan masyarakat untuk membangun negara, memenuhi
kepentingan negara dan masyarakat, malah merugikan negaranya sendiri dengan
kasus korupsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena sudah merajalela
dalam segala lapisan pemerintahan.
Negarawan
memikirkan bagaimana nasib bangsanya kedepan
Politisi
memikirkan apa proyek yang akan didapatkan kedepannya
Memang
segelintir pendapat seperti diatas bisa dikatakan hanyalah lelucon, tetapi
itulah yang terjadi saat ini. Sehingga wajar saja masyarakat Indonesia rindu
akan hadirnya seorang negarawan seperti Soekarno, Muhammad Hatta, Tan Malaka,
dan masih banyak lagi para leluhur kita yang mengabdikan dirinya semata-mata
hanya untuk kepentingan negara. Hatta yang ingin sekali membeli sepatu
idamannya, ternyata sampai akhir hayatnya pun ia tidak bisa membelinya. Padahal
dengan memanfaatkan kedudukannya sebagai wakil presiden ia bisa memuaskan apa
yang ingin dia dapatkan. Tetapi itulah negarawan yang mementingkan kepentingan
negara diatas kepentingan dirinya sendiri.
“Tahu
kalian apaa yang dibutuhkan bangsa cacing ini ?
Seorang
pemimpin yang mampu mengangkat derajad mereka kembali “
(dalam
Pramoedya : 2005 : 283)
Ditengah
kemerosotan dan berbagai masalah yang dihadapi oleh bangsa kita, yang mampu
mengangkat derajad kita kemabali adalah bangsa kita sendiri. Dibutuhkan
pemimpin harus memahami berbagai gejala penyakit masyarakat, mendeteksinya
sejak dini, dan mencari cara menyembuhkannya. Seperti yang dikatakan Plato “negarawan
seperti seorang raja-filsuf”. Pengetahuan merupakan salah satu
syarat terpenting menjadi seorang negarawan, yang harus mengatahui bagaimana
kultur dari masyarakatnya, serta bagaimana keadaan bangsanya sendiri.
Untuk
itu, jangan sekali-kali tinggalkan sejarah, mari kita refleksi lagi untuk
menumbuhkan niai-nilai nasionalisme sehingga muncullah bibit-bibit negarawan yang
akan membawa Indonesia lebih baik kedepannya.
Selasa, 08 Oktober 2013
UNTUK SAHABAT
Persahabatan bagai kepompong . . .
merubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang taak mudah berubah jadi indah
begitulah lirik dalam sebuah lagu masa silam yang masih teringat dimemori yang sudah usang ini
tapi kenangan tentang kita tak kan pernah usang dimakan waktu kawan
Seiring berjalannya waktu yang telah kita lewati bersama
suka, cita, tawa, canda, kesedihan, kemarahan kita hadapi bersama
disaat aku rapuh ada kalian yang selalu menyemangati
hidup ini terasa indah kawan disaat aku ada disampingmu
rasa kesendirian ini terobati dengan seribu canda tawa yang kita hadirkan
sudah lebih satu tahun persahabatan ini kita arungi
sudah pasti adanya pasang surut dalam persahabatan kita
kesalahpahaman yang membuat hati ini murka, amarah, sedih, linglung menyatu menjadi sebuah emosi yang tak terbendung
tapi semuanya dapat kita lalui kawan . . .
semoga kita selalu solid sampai kita mempunyai anak cucu nantinya
sungguh aku sangat bahagia memiliki sahabat seperti kalian
peluk hangat untuk sahabat yang tak lekang oleh waktu
yang selalu hadir dalam suka dan duka
dan selalu ada dalam hati ini . . .
Salam hangat untuk sahabatku . . .
Nia Martasari
Sri Rahayu
merubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang taak mudah berubah jadi indah
begitulah lirik dalam sebuah lagu masa silam yang masih teringat dimemori yang sudah usang ini
tapi kenangan tentang kita tak kan pernah usang dimakan waktu kawan
Seiring berjalannya waktu yang telah kita lewati bersama
suka, cita, tawa, canda, kesedihan, kemarahan kita hadapi bersama
disaat aku rapuh ada kalian yang selalu menyemangati
hidup ini terasa indah kawan disaat aku ada disampingmu
rasa kesendirian ini terobati dengan seribu canda tawa yang kita hadirkan
sudah lebih satu tahun persahabatan ini kita arungi
sudah pasti adanya pasang surut dalam persahabatan kita
kesalahpahaman yang membuat hati ini murka, amarah, sedih, linglung menyatu menjadi sebuah emosi yang tak terbendung
tapi semuanya dapat kita lalui kawan . . .
semoga kita selalu solid sampai kita mempunyai anak cucu nantinya
sungguh aku sangat bahagia memiliki sahabat seperti kalian
peluk hangat untuk sahabat yang tak lekang oleh waktu
yang selalu hadir dalam suka dan duka
dan selalu ada dalam hati ini . . .
Salam hangat untuk sahabatku . . .
Nia Martasari
Sri Rahayu
DI PERSIMPANGAN JALAN
Suatu hari dipersimpangan jalan
Dipenuhi kendaraan yang melintas silih berganti
Dibawah teriknya matahari yang terasa menyengat
Ku coba goreskan pena disecarik kertas putih
Tentang negeriku ini . . .
Dipersimpangan jalan
Kulihat anak-anak bangsa menapaki hidupnya
Dengan mengharapkan belas kasihan dari pengguna jalan
Pancaran matamu suram kawan . . .
Aku ingin mendekatimu
Seraya bertanya, apa yang sedang kau pikirkan ?
Memikirkan nasib hidupmu esok hari ?
Dipersimpangan jalan
Kulihat gedung putih nan indah berdiri kokoh
Kulihat sedan-sedan mengkilap bejejeran disana
Aku ingin mengunjungi gedungmu
Seraya bertanya, apa yang sedang kau tulis ?
Sibuk tulis siapa yang akan dimakan besok hari ?
Rakyatmu diluar sana berpeluh keringat
Tak tahu apa masih ada yang dimakan besok hari
Rakyat bersemangat
Wakil rakyat tersenyum
Wakil rakyat dapat kursi, duduk digedung mewah
Rakyat dapat apa ?
Apakah ini Indonesia ?
Apakah ini negeriku ?
Apakah ini negeriku ?
Hatiku bertanya-tanya
Dipersimpangan jalan . . .
Minggu, 06 Oktober 2013
Cerita Tentang Negeriku
Dinegeri ku yang indah permai
Terhampar lautan biru yang amat
luas
Terbentang luas karpet hijau nan
menyejukkan mata
Orang bilang di negeri ku ini
tongkat pun bisa jadi tanaman
Dihamparan karpet hijau nan amat
luas ini
Para marhaen menapaki hidup nya
Bekerja keras untuk mendapatkan
sesuap nasi dan menghidupi keluarganya
Para marhaen sedang bersusah
payah
Tapi apa yang dilakukan para
pemimpin nya ???
Sibuk mencari-cari uang rakyat yang akan dikurasnya
Sibuk mencari-cari uang rakyat yang akan dikurasnya
Orang bilang tanah negeri ku ini
tanah surga
apakah surga yang hanya bisa dinikmati para birokrat sampah ?
apakah surga yang hanya bisa dinikmati para birokrat sampah ?
Ternyata benar yang dikatakan
Gaetano Mosca dalam Oligarki nya Kaum Mayoritas yang selalu mensuplai kebutuhan
dari kaum minoritas
Dan realita yang terjadi sekarang
para marhaen ku bersusah payah untuk membayar pajak dengan pengharapan
mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang baik dari negeri ku ini, tapi apa yang
terjadi ???
Para birokrat sampah malah
seenaknya mengkorup uang mereka
Hatiku hancur berkeping-keping para marhaen ku ......
Yang aku pelajari di kampus bahwasanya negeriku ini berproses menuju Good Governance melalui Reformasi Birokrasi
tapi yang kulihat sekarang ini tak ubahnya dari Paradigma Old Public Administration, bukankah begitu para marhaen ku ???
Hatiku hancur berkeping-keping para marhaen ku ......
Yang aku pelajari di kampus bahwasanya negeriku ini berproses menuju Good Governance melalui Reformasi Birokrasi
tapi yang kulihat sekarang ini tak ubahnya dari Paradigma Old Public Administration, bukankah begitu para marhaen ku ???
Maafkan aku para marhaen ku
Yang terlalu apatis selama ini
Biarkan
aku berkecimpung dinegeri ku ini, hingga Good Governance itu benar-benar
terwujud, agar kehidupan dikau sejahtera para marhaen ku :)Ini Cerita Tentang Negeriku ......
Langganan:
Postingan (Atom)